Pesantenanpati.com – Kemendikbudristek mengingatkan indikator keberhasilan belajar segaris dengan kurikulum merdeka.
“Selain itu, kegiatan anak-anak belajar juga berlangsung secara mendalam,” kata Ketua Tim Kurikulum, Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek Yogi Anggraena dilansir Antara, Kamis (02/05/2024).
Menurutnya, kurikulum merdeka anak harus belajar dengan menyenangkan.
“Jangan sampai terjebak bahwa kurikulum merdeka membuat modul ajar. Bukan itu, indikasinya lihat pembelajarannya sudah menyenangkankah, anaknya belajar dengan senangkah, pembelajarannya sudah menjalankan aplikasinya di sana. Memakai perencanaan belajar seperti sebelumnya juga tidak masalah, karena yang diwajibkan tuntas,” jelasnya.
Selanjutnya, Yogi mengatakan para guru tidak diperkenankan terpaku pada modul ajar. Adapun komponen lainnya yang harus dimasukkan, yakni tujuan, langkah-langkah, dan asesmen.
Modul ajar diberikan kepada guru yang belum dapat merencanakan pengajaran.
“Kalau dulu perencanaan belajar harus vertikal dan formatnya harus sama. Maka sekarang tidak demikian,” ujarnya.
“Kurikulum merdeka juga ingin memberikan fleksibilitas terhadap guru dalam mengajar,” imbuhnya.